TEMPO.CO, Jakarta - Narkotika menjadi perkara kriminal paling tinggi di Jakarta Selatan sepanjang 2018. Selain tertinggi, jumlah kasusnya juga bertambah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca:
Polres Metro Jakarta Barat Musnahkan Narkotika Rp 66 Miliar
Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar menuturkan ada 571 kasus narkotika sepanjang tahun ini. Angka itu naik tujuh persen daripada 2017. "Crime clearance (kasus yang selesai ditangani) untuk narkotika 2018 sebanyak 553 kasus," katanya di Polres Jakarta Selatan, Sabtu, 29 Desember 2018.
Menurut Indra, Jakarta Selatan tergolong zona rawan narkotika lantaran posisinya strategis. Jakarta Selatan, ujar dia, menjadi kawasan perlintasan bagi pendatang yang hendak masuk Ibu Kota. "Masyarakat yang tinggal di Jakarta Selatan rata-rata menengah ke atas sehingga potensi (menggunakan narkotika) lebih tinggi," ujarnya menambahkan.
Kepala Satuan Narkoba Polres Jakarta Selatan Komisaris Vivick Tjangkung memetakan narkotika banyak beredar di tiga tempat di Jakarta Selatan. Ketiganya adalah Kebayoran Lama, Jagakarsa, dan Setiabudi.
Baca:
Kasus Kokain Steve Emmanuel dan Richard Muljadi, Apa Bedanya?
Tiga daerah tersebut, kata Vivick, merupakan wilayah permukiman. Adapun jenis narkotika yang paling banyak ditemukan ganja dan sabu dengan pengguna di kalangan usia produktif. "Kalau kokain, belum pernah," ujarnya.
Polisi Jakarta Selatan seluruhnya membekuk 645 pelaku tindak kriminal narkotika sepanjang 2018. Dua di antaranya adalah warga negara asing.
Barang bukti yang disita terdiri dari ganja sebanyak 16,152 kg, sabu 2,802 kg, ekstasi 4.049 butir, narkotika golongan IV 493 butir, dan tembakau gorila 344,06 gram.
Polres Jakarta Selatan mencatat, kasus lain yang mengalami peningkatan adalah penganiayaan berat. Jenis kekerasan ini naik 33 persen ketimbang tahun sebelumnya. Jumlah penganiayaan berat selama kurun 2018 tercatat sebanyak 204 kasus.
Baca juga:
Polisi Dalami Narkotika Steve Emmanuel Terkait Sindikat Internasional
Selain itu, pencurian dengan perampasan dan penodongan juga naik. Tren kriminalitas lain yang meningkat ialah pencurian roda empat serta pemerasan dan ancaman. Sedangkan Angka yang tidak berubah ialah pembunuhan, kebakaran, dan judi.